Cinta, Kesabaran, dan Kegigihan
"Mengapa kita harus mendengarkan suara hati kita?" tanya si anak, ketika mereka mendirikan tenda pada hari itu. "Sebab, di mana hatimu berada, di situlah hartamu berada." demikian selintas percakapan antara sang Alkemis dan Santiago, anak gembala yang mengikuti suara hatinya dan berkelana mengejar mimpinya.
Sang Alkemis, buku karya Paul Coelho ini adalah salah satu buku yang paling banyak dibaca di dunia. Kisahnya sederhana tapi maknanya sangat dalam dan indah. Kisah yang mampu menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Its a must read book.
Kisah ini dimulai dari mimpi Santiago, si anak laki-lagi yang menjadi gembala domba di daerah Andalusia. Santiago bermimpi akan harta karun. Menurut seorang pintar, ia diminta mengikuti suara hatinya, mengejar dimana harta itu berada. Santiago sudah hidup dalam zona kenyamanan. Ia telah memiliki segalanya, domba yang banyak, hidup yang menyenangkan, cita-cita yang tercapai. Kalau ia mengorbankan apa yang ia punya, belum tentu ia mendapatkan yang lebih baik. Tapi suara hatinya begitu kuat. Ia menjual seluruh dombanya dan mulailah mengembara mengikuti suara hati. Pengalaman selama mengembara ternyata mengubah pandangan Santiago terhadap hidup. Ia sempat kecurian, uangnya habis, bekerja di pabrik kristal, bertemu orang Inggris, dan sang Alkemis.
Diantara berbagai kegelisahan dan kebimbangannya, Santiago selalu yakin bahwa setiap hari adalah untuk dijalani, atau untuk menandai kepulangan kita dari dunia ini. Segalanya bergantung pada satu kata: Maktub. Telah dituliskan. Dalam sebuah keputusasaan, sang Alkemis berkata," Kalau seseorang bersungguh-sungguh menginginkan sesuatu, seisi jagat raya bahu membahu membantu orang itu mewujudkan impiannya." Inilah akar kegigihan dari Santiago dalam mengarungi perjalanannya. Cinta, kesabaran, dan kegigihan. Itulah sifat-sifat dasar yang dimiliki Santiago. Dengan itu, ia dapat mencapai cita-cita hidupnya.
Sang Alkemis, buku karya Paul Coelho ini adalah salah satu buku yang paling banyak dibaca di dunia. Kisahnya sederhana tapi maknanya sangat dalam dan indah. Kisah yang mampu menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Its a must read book.
Kisah ini dimulai dari mimpi Santiago, si anak laki-lagi yang menjadi gembala domba di daerah Andalusia. Santiago bermimpi akan harta karun. Menurut seorang pintar, ia diminta mengikuti suara hatinya, mengejar dimana harta itu berada. Santiago sudah hidup dalam zona kenyamanan. Ia telah memiliki segalanya, domba yang banyak, hidup yang menyenangkan, cita-cita yang tercapai. Kalau ia mengorbankan apa yang ia punya, belum tentu ia mendapatkan yang lebih baik. Tapi suara hatinya begitu kuat. Ia menjual seluruh dombanya dan mulailah mengembara mengikuti suara hati. Pengalaman selama mengembara ternyata mengubah pandangan Santiago terhadap hidup. Ia sempat kecurian, uangnya habis, bekerja di pabrik kristal, bertemu orang Inggris, dan sang Alkemis.
Diantara berbagai kegelisahan dan kebimbangannya, Santiago selalu yakin bahwa setiap hari adalah untuk dijalani, atau untuk menandai kepulangan kita dari dunia ini. Segalanya bergantung pada satu kata: Maktub. Telah dituliskan. Dalam sebuah keputusasaan, sang Alkemis berkata," Kalau seseorang bersungguh-sungguh menginginkan sesuatu, seisi jagat raya bahu membahu membantu orang itu mewujudkan impiannya." Inilah akar kegigihan dari Santiago dalam mengarungi perjalanannya. Cinta, kesabaran, dan kegigihan. Itulah sifat-sifat dasar yang dimiliki Santiago. Dengan itu, ia dapat mencapai cita-cita hidupnya.
<< Home