Menanyakan Benak Pikiran Tuhan
Salah satu buku yang pernah saya baca di tahun 90-an adalah karya Stephen Hawking, A Brief History of Time. Sayang buku itu terlalu tekhnis dan banyak memuat konsep-konsep yang membingungkan. Jadi terlewatkan begitu saja. Saya merasa gembira saat di tahun 2005, Hawking menangkap kegalauan itu. Bukunya yang terbaru, A Briefer History of Time, ditulis bersama Leonard Mlodinow, adalah buku scientific yang bernuansa pop. Di dalamnya tetap dijelaskan sifat dari ruang dan waktu, peranan Tuhan dan penciptaan, serta sejarah dan masa depan alam semesta. Namun di sana tak banyak ditulis konsep-konsep matematis dan persamaan-persamaan tekhnis. Inilah yang membuatnya enak dibaca.
Buku ini diawali dengan pertanyaan-pertanyaan perennial. Apa yang kita tahu tentang waktu? Kapan mulai diciptakannya waktu? Bisakah kita memutar balik waktu? Apa yang kita pahami tentang alam semesta? Bagaimana kita mengetahuinya? Dari mana alam semesta berasal? Dan kemana ia menuju? Apakah alam semesta memiliki awal? Bila ya, apa yang ada sebelum alam semesta? Pertanyaan ini menggelitik dan membuat buku ini semakin mengasyikkan untuk dibaca.
Pemahaman awal tentang alam semesta adalah mengenai bumi yang datar dan ditopang oleh kura-kura. Aristoteles meyakini bahwa bumi adalah pusat semesta. Meski masih menganggap bumi sebagai pusat, Ptolemy menyempurnakan konsep Aristoteles dengan sistem orbit. Barulah pada tahun 1514, Copernicus mengeluarkan teori yang menghebohkan pada waktu itu. Mataharilah yang menjadi pusat. Bumi mengelilingi matahari. Ide ini terus berkembang dan disempurnakan oleh Kepler dan Galileo Galilei. Di tahun 1687, Isaac Newton melalui bukunya Principia Mathematica mempresentasikan hukum bahwa semua benda adalah statis kecuali ada kekuatan yang mempengaruhinya. Kenapa planet bergerak mengelilingi matahari? Menurut Newton karena ada sebuah kekuatan yang dinamainya Gravitasi. Pemikiran Newton bertahan lama. Penyempurnaan demi penyempurnaan kemudian dilakukan oleh para ilmuwan. Muncullah pemikiran quantum mechanic. Kemudian disempurnakan oleh Einstein dengan teori relativitasnya.
Dalam relativitas diyakini bahwa alam semesta ini dimulai dengan terjadinya Big Bang. Inilah saat dimulainya waktu. Hal yang sama juga begitu. Akan tiba saatnya alam semesta berakhir, inilah yang disebut Big Crunch, saat berakhirnya waktu. Lantas kenapa waktu berjalan maju seperti kereta di atas rel. Mungkinkan kita berjalan mundur dalam waktu? Hawking mengatakan bahwa secara teori hal itu dimungkinkan. Namun saat ini kita belum memiliki kecanggihan alat. Tapi ia meyakini bahwa Tuhan memiliki rencana kenapa waktu berjalan maju. Einsteinpun pernah bertanya, Berapa banyak pilihan yang dimiliki Tuhan saat membuat alam semesta? Mengapa ia memilih alam semesta yang seperti ini. Penjelasan ilmiah terus menerus berupaya menguak pertanyaan tersebut.
Ujung dari cerita buku ini tetaplah sebuah pertanyaan dan harapan. Kenapa kita dan alam semesta ini ada? Sampai kita mampu menjawabnya, itulah puncak pencapaian kemanusiaan (human triumph). Memahami jawaban pertanyaan tadi berarti kita memahami apa yang ada dalam benak pikiran Tuhan.
<< Home